MAKALAH Manajemen Kurikulum
Silahkan Download Disni...
MANAJEMEN KURIKULUM
Oleh : Ahmad Muflihuddin
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai
komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain.
Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran,
metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan
menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh
subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan
baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam
pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh
komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan
manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan
proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang
yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk
mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan
menerangkan tentang penerapan manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP
MANAJEMEN KURIKULUM
A. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kurikulum keduanya memiliki pengertian yang berbeda.
1.
Definisi
manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti
mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan
dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan
sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau organisasi yang di antaranya
adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan
dengan sistematis dalam suatu proses[1].
Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi,
memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen
diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther
Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan
sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi
karena manajemen dilandasi oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi
manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik[2].
Menurut Hasibuan,
manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber
daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan
dengan jelas.
Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39),
menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk
melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni
untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art getting things done
through people)[4].
Ricky W.
Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien.
Harold
Koontz & O’Donnel dalam
bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, manajemen adalah
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan
orang-orang lain.
3. Definisi kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu[5]. Kurikulum adalah program pendidikan
(sekolah) bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan
pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan[6].
4. Definisi kurikulum menurut para ahli
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum
merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik
dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.
Menurut
pendapat dari Harold B. Alberty (1965) memandang bahwa kurikulum sebagai
seluruh kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah (all
the activities that are provided of the students by the school)[7].
Menurut Oemar Hamalik, Kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
Menurut Supandi, Kurikulum adalah sebagai suatu perangkat
pelbagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, batasan ini nampak jelas
pada kurikulum 1968 Dikdasmen.
Romine,
“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities and
experiences which pupils have under the direction of the school, wether in the
classroom or not.” Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja,
melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan
modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang
tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi
siswa adalah kurikulum.
Alice
Miel, “Curriculum in composed of the experiences children undergo, it fallows
as a corolary that the curriculum is the result of interaction of a complexity
of factors, including the physical environment and the desires, beliefs,
knowledge attitudes, and skill of the person served by and serving the school,
namely, the learners, community adults, and educators (not forgetting the
custodians, clerks, secretaries and other non teaching amployees of the school)[8].
Kurikulum
adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan
standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang
harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu
dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta
seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik
dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
5. Definisi manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Otonomi yang diberikan pada lembaga
pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga
pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan[9].
Manajemen
Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar.
Manajemen
Kurikulum adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi
lembaga untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang
berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut beriorientasi pada
peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat
mencapai tujuan hasil belajar.
Manajemen
Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang,
informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten
dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya.
Manajemen
Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata
pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[10].
Keterlibatan masyarakat dalam menajemen kurikulum di
maksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum,
sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu
mandiri dalam mengdentifikasikan kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum,
menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada
masyarakat maupun pada pemerintah[11].
B.
Ruang lingkup manajemen kurikulum
Manajemen
kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada
tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar
kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang
bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada[12].
Studi
manajemen kurikulum adalah bagian integral dari studi kurikulum. Pokok kegiatan
utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan
pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Studi manajemen
pengembangan kurikulum pada dasarnya eratkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi
supervise telah tercangkup di dalamnya[13].
Beberapa ruang lingkup studi yang dikembangkan[14],
yaitu:
a. Manajemen perencanaan dan
pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan dipelajari masalah
perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting mandapatperhatian, karena terkait erat dengan
faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak dan metedologi pengembangan itu
sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan
kurikulum
b. Manajemen pelaksanaan kurikulum. Bidang ini mempelajari
sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum disekolah atau lembaga
pendidikan dan latihan. Peran
administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam
artian asministratif.
c. Supervise pelaksanaan kurikulum.
Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas, sebagai erat kaitannya dengan upaya
pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah, yang mendapat tanggung
jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimanamereka
seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.
d. Pemantauan dan penilaian kurikulum.
Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan,
supervisi dan perbaikan kurikulum.
e. Perbaikan kurikulum. Bidang ini
harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab erat kaitannya dengan
upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan
dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya dengan
dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
f. Desentralisasi dan sentralisasi
pengembangan kurikulum, perlu dikaji secara lebih lanjut berkaitan dengan
desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.
g. Masalah ketenagaan
dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yangserasi pada
konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.
C.
Prinsip
Manajemen Kurikulum
Terdapat lima
prinsip[15]yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum,yaitu sebagai
berikut:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan
kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai
dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum
harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil
yang di harapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja
sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian
kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi
untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif
singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus
dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
D.
Fungsi
Manajemen Kurikulum
Dalam
proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun
komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum[16] di
antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan
sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan
kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang maksimal, kemampuan yang
maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan
efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja
guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan
efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara
desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun
siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
efesien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikuum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar
atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirik khas dan kebutuhan
pembangunan daerah setempat.
E.
Konsep
Manajemen Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan
sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang
ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat dirumuskan secara perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut.
Program
pendidikan/ kurikuler tersebut, sekolah/ lembaga pendidikan berusaha mendorong
siswa agar berkembang dan tumbuh secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakatpun ikut
andil mengambil bagian penting dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, mendesain kurikulum,
menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada
masyarakat maupun pemerintah[17]
Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan
cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat.
Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum merupakan hal yang penting
bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan modal untuk membuat keputusan
dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh guru[18].
Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian
sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini
dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini
telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan
Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi Kelulusan
dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi
kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian undang-undang
dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan dipahami.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen adalah proses dimana adanya suatu kegiatan
untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara
bersama didalam organisasi.
Kurikulum adalah susunan satu rangkaian kegiatan yang
didalamnya mengandung rencana belajar siswa, sebagai pengalaman belajar siswa
yang diperoleh dari sekolah saat didalam kelas maupun diluar sekolah.
Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama
untuk mewujudkan pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia
pendidikan sangat diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ruang lingkup manajemn kurikulum/ Pokok kegiatan utama
studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan, dan pengembangan,
pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum.
Manajemen kurikulum terdapat lima prinsip untuk
mengimplementasikan yaitu Produktivitas, demokratisasi, Kooperatif, efektivitas
dan efesiensi, dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan.
Fungsi manajemen berfungsi agar perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun
komponen kurikulum.
Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan
sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rusman. 2009. Manajemen
Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers
Eliadian. Pengertian manajemen,
kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com.
[1] Eliadiana,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:25/12.08.2016
[2] Nanang Fattah, Landasan
manajemen pendidikan (Bandung:
Remaja rosdakarya, 2009), hlm.1.
[3] Eliadian,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:30/12.08.2016
[4] Nanang Fattah, Landasan
manajemen pendidikan (Bandung:
Remaja rosdakarya, 2009), hlm.3.
[5] Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali
pers, 2009), hlm.3.
[6] Oemar Hamalik, manajemen
pengembangan kurikulum (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.10.
[7] Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali
pers, 2009), hlm.3.
[8] Eliadian,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:5 5/12.08.2016
[9] Rusman, manajemen
kurikulum ………………………, hlm.3
[10]Ibid.
[11] Eliadian, “Pengertian
Manajemen, Kurikulum, Manajemen Kurikulum, Dan Konsep Manajemen Kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:48 /12.08.2016
[12] Rusman, manajemen
kurikulum……………………., hlm.3.
[13] Oemar Hamalik, Manajemen
pengembangan kurikulum (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.20.
[14] Ibid, hlm.21.
[15] Rusman, Manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers,
2009), hlm4
[16] Ibid, hlm.5.
[17] Rusman, Manajemen
kurikulum ……………, hlm4.
Leave a Comment